TEMA: KADERISASI DI TENGAH PANDEMI |
Covid-19 sangat luar biasa. Semua aktivitas hampir
lumpuh, termasuk organisasi Pramuka. Berbicara tentang organisasi, tidak akan
lepas dengan yang namanya kaderisasi.
Setiap organisasi harus memiliki yang namanya
kader. Kader tersebut menurut Kak Bulan seperti pelatihan. Dalam pelatihan kita
harus mengikuti dan menerapkan, insyaAllah kaderisasi akan berjalan. Dulu,
kaderisasi bisa dikatakan dengan fisik. Akan tetapi sekarang, setelah tidak
adanya fisik di dalam kaderisasi, terlihat jelas bahwa antara junior dan senior
tidak ada sekat, bahkan tidak ada rasa menghormati.
Menurut Kak Bulan, kaderisasi sangat penting
contohnya saja di Dewan Kerja. Di Dewan Kerja ada yang namanya masa bhakti,
dimana waktu kita terbatas tidak akan selamanya ada atau eksis di Dewan Kerja .
Oleh karena itu, kader harus dipersiapkan dari sekarang sebagai salah satu
tanggungjawab kita untuk mempersiapkan kader terbaik. Dalam kondisi seperti
ini, ada kemungkinan kegiatan – kegiatan tertunda walaupun masa bhakti terus
berjalan.
Apakah termasuk tantangan atau hambatan kaderisasi
di tengah pandemi seperti ini? Kaderisasi di saat ini merupakan tantangan untuk
kita semua. Kegiatan yang biasanya di lakukan secara tatap muka, sekarang bisa
di lakukan secara lebih variatif seperti dengan virtual. Karena sebenarnya
setiap masa ada hambatan/tantangannya masing-masing. Akan tetapi, tantangan
tersebut biasanya menyesuaikan dengan anggota Dewan Kerja baru, dengan
pemikiran Pengurus Kwartir yang baru. Namun untuk saat ini, tantangannya tidak
terlihat seperti Covid-19 ini.
Langkah apa yang harus dilakukan ketika masa
bhakti Dewan Kerja selesai di tengah pandemi? Menurutnya, langkah pertama
adalah harus di bicarakan dulu dengan internal, selebihnya kita berbicara
dengan Kwartir untuk meminta saran. Karena terkadang, kita purna dengan tidak
menyelesaikan program kerja itu rasanya kurang dari hati. Jadi bisa juga
kondisional, karena kita tidak tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Jadi mau
tidak mau kita harus mempersiapkan kader untuk selanjutnya bertanggung jawab
atas program kerja kita yang belum terlaksana tersebut karena masa bhakti kita
yang sudah selesai. Namun harus tetap konsultasi dengan Kwartir
Di tengah pandemi seperti ini, memang memungkinkan
kita untuk memaksimalkan, media online. Namun kondisinya terganggu untuk
jaringannya. Bagaimana solusinya? Kalau memang untuk pengkaderan, kita harus
berusaha terlebih dahulu. Sama halnya ilmu, kita harus menimba dan
menjemputnya. Yang harus di ingat, kita adalah Gerakan Pramuka yang bisa
beradaptasi dimana saja seperti halnya tunas kelapa yang bisa hidup dimana
saja. Jadi masalah jaringan jangan dibuat hambatan. Intinya “Jangan jadikan
kelemahanmu sebagai hambatan, jadikanlah itu sebagai semangatmu”.
Kegiatan real apa yang bisa kita lakukan agar
kaderisasi kita terus berjalan? Saat pandemi seperti ini, kegiatan yang bisa
kita lakukan mau tidak mau harus berbasis online. Tetapi di beberapa daerah
yang sudah New Normal bisa menyesuaikan dengan daerahnya masing – masing, berkegiatan
seperti biasanya dengan harus mematuhi protokol kesehatan. Sedangkan untuk
daerah yang grafik penyebarannya masih naik setiap hari, kita harus menunggu
sampai kondisi membaik. Disaat kita mau mengabdi kepada organisasi, kita harus
egois terhadap diri pribadi terlebih dahulu walaupun sebenarnya kita harus
mendahulukan kepentingan organisasi sebelum kepentingan pribadi. Namun kondisi
sekarang berbeda dengan biasanya. Perlu kita pahami, setiap daerah pasti
kondisinya berbeda dan culture pun
berbeda.
Bagaimana cara merawat anggota yang tidak aktif di
Dewan Kerja? Menurutnya kita harus melakukan yang pertama pendekatan pribadi
kepada yang bersangkutan, karena pasti anggota tersebut memiliki alasan
sehingga tidak dapat aktif di Dewan Kerja, entah itu alasannya karena keluarga,
finansial, ataupun yang lain. Yang kedua adalah menanyakan keinginannya seperti
apa, selanjutnya kita bisa kolaborasikan keinginannya dengan keinginan teman –
teman yang lain. Yang perlu di catat adalah, jangan sampai kita mengorbankan
anggota yang aktif hanya untuk 1 anggota yang tidak aktif.
Langkah awal apa yang dilakukan untuk kaderisasi
di saat New Normal? Mengumpulkan teman – teman, menyamakan misi, melihat
keinginan teman dalam berkeinginan menjadi pemimpin. Kenapa saya tidak
menyebutkan kemampuan dan keahlian yang dimiliki seseorang, karena memang
kemampuan dan keahlian itu menurut saya bisa di asah, bisa di pelajari. Jadi
kemampuan dan keahlian tidak bisa di jadikan patokan untuk mencari kader. Dan
menurut orang – orang, yang paling penting adalah attitude.
Apakah kegiatan nasional tidak bisa dilaksanakan
secara online? Kegiatan nasional tahun ini di tunda. Karena setiap kegiatan
pasti ada goals yang ingin di capai.
Kalau kita memaksakan untuk melaksanakan secara online, apakah esensi dari
“kemah” itu terpenuhi.
Dewan Kerja seperti apa yang disebut dengan Dewan
Kerja ideal? Dewan Kerja yang melakukan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) dengan
baik. Tupoksi Dewan Kerja sendiri adalah menyusun, merencanakan, memikirkan,
melaksanakan, melaporkan, dan mengevaluasi. Dari semua itu, yang paling penting
adalah mengevaluasi. Karena di bagian evaluasi kita bisa mencacat apa yang
menjadi kekurangan kita dalam melaksanakan kegiatan, dan sebagai bahan
perbaikan di kegiatan selanjutnya.
*) Oleh : Dewi Maria Ulfa (Wakil Ketua DKC Bojonegoro)
Posted by 20.48 and have
0
komentar
, Published at
Tidak ada komentar:
Posting Komentar